![]() |
| Foto.Dok Istimewa |
BEKASI, jejakmedianews.com - Keterbatasan lapangan pekerjaan mendorong banyak warga untuk beradaptasi demi memenuhi kebutuhan keluarga. Hal itu pula yang dialami Nurdin (50), warga Kampung Kalenderwak, Cikarang Timur. Setelah bertahun-tahun bekerja sebagai tukang antar galon air isi ulang, ia kini beralih profesi menjadi tukang semir sepatu.
Ditemui Jumat siang (11/12/2025), Nurdin menceritakan bagaimana perubahan ekonomi membuatnya harus mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Usaha jasa antar galon tempat ia bekerja mengalami penurunan omzet, sehingga penghasilannya tak lagi mencukupi.
“Sebelum jadi tukang semir sepatu, saya kerjanya antar galon air isi ulang,” tuturnya. “Kerja sekarang sulit, pak. Mau tidak mau saya harus cari kerjaan lain. Keluarga saya banyak, harus makan, anak juga perlu jajan.”
Dengan peralatan sederhana dan kotak semir seadanya, Nurdin kini menawarkan jasa semir sepatu dengan tarif yang sangat terjangkau, yakni Rp10.000 per pasang. Menurutnya, harga tersebut dipasang agar masyarakat dapat menggunakan jasanya tanpa merasa terbebani.
“Saya pasang tarif semir sepatu Rp10 ribu, pak. Nggak mahal,” tambahnya sambil tersenyum.
Perjalanan hidup Nurdin mencerminkan realitas masyarakat pekerja informal yang terus berjuang di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu. Kreativitas dan kegigihan menjadi modal utama untuk tetap bertahan dan produktif. Di balik kotak semir kecil yang ia bawa, tersimpan harapan besar untuk kelangsungan hidup keluarganya.
Kisah Nurdin menjadi potret human interest yang menggambarkan bagaimana warga berusaha bangkit dan menyesuaikan diri di tengah keterbatasan, demi menyambung hidup dengan cara yang bermartabat.
LEONARD MF

Posting Komentar